Info

Bordir Kejek Tasikmalaya, Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan

×

Bordir Kejek Tasikmalaya, Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan

Sebarkan artikel ini

INFO24.ID – Tasikmalaya, tanah kelahiran kerajinan bordir yang kaya sejarahnya, bukan sekadar pusat keterampilan tangan, melainkan juga penjaga warisan budaya yang amat berharga.

Bordir kejek, teknik bordir manual yang legendaris, tidak hanya menjadi mata pencaharian, tetapi juga simbol keahlian yang diwariskan dari Kampung Tanjung hingga ke seluruh wilayah seperti Sukaraja, Karangnuggal, dan Cikatomas.

Perubahan dramatis terjadi setelah tahun 1998 di pasar Tanah Abang, ketika pedagang Tasikmalaya beralih dari menyuplai toko ke mengirim langsung ke Banten, Bogor, dan luar Jawa.

Inisiatif ini, digerakkan oleh Hj. Nani Cipawela dan Hj. Eti Tambakbaya di Basemen Blok A, Pasar Tanah Abang, mengilhami terbentuknya Gabungan Pengusaha Bordir Tasikmalaya (GAPEBTA), meski awalnya menimbulkan gesekan dengan pemilik toko dan pedagang senior, yang kemudian bisa diredam melalui kepemimpinan GAPEBTA oleh H. Asep Ridwan.

Komunitas bordir kini semakin berkembang di Kabupaten Tasikmalaya, dengan pengrajin bekerja di rumah mereka masing-masing atau di CV Nanjung Abadi milik H. Asep Ridwan.

Baca Juga: Erick Thohir Ajak Dunia Investasi ‘Berpacu’ di Indonesia, Potensi Ekonomi Digital Rp4.500 Triliun!

Meskipun ada penggunaan mesin bordir komputer, Komunitas Bordir Kejek di Kampung Cijeruk Hilir, Kelurahan Cibeuti, Kecamatan Kawalu, tetap mempertahankan tradisi manual dengan sekitar 30 pengrajin, kebanyakan ibu-ibu, memproduksi kain kebaya untuk pesanan dari Yogyakarta.

Namun, meski diminati, bordir kejek menghadapi ancaman kepunahan karena kurangnya penerus. Di Kampung Batu Gores, Cianjur Kidul, Gunung Tandala, sekitar 15 pengrajin masih aktif, namun mayoritas berusia di atas 50 tahun tanpa adanya minat generasi muda untuk melanjutkan tradisi ini.

Di tengah pergeseran minat generasi muda yang lebih tertarik pada karier modern, seperti karyawan garmen atau host TikTok, tantangan untuk mempertahankan identitas budaya Tasikmalaya semakin mendesak.

Ini membutuhkan inovasi dan kolaborasi serius dari semua pihak—pemerintah, pengusaha, dan masyarakat—untuk memastikan bahwa tradisi bordir Tasikmalaya tetap hidup dan relevan di era modern.

Dengan demikian, untuk memastikan keberlanjutan dan perkembangan kerajinan bordir ini, perlu upaya bersama dan inovasi yang berkelanjutan.

Hanya dengan kolaborasi erat di semua tingkatan, tradisi berharga ini dapat terus berkembang sebagai warisan bangsa yang membanggakan.