Info

Prabowo Restui 21 Proyek Hilirisasi Senilai Rp 659 Triliun, Fokus Energi dan Pertambangan

×

Prabowo Restui 21 Proyek Hilirisasi Senilai Rp 659 Triliun, Fokus Energi dan Pertambangan

Sebarkan artikel ini

INFO24.ID – Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan terhadap proposal daftar proyek hilirisasi tahap pertama tahun 2025 yang diajukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional. Dalam tahap awal ini, pemerintah memfokuskan pada 21 proyek utama yang mencakup 26 sektor komoditas pertambangan dengan total nilai investasi mencapai US$ 40 miliar atau sekitar Rp 659,2 triliun.

Kepala Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia, menargetkan bahwa total investasi proyek hilirisasi tahun ini dapat mencapai US$ 618 miliar. Salah satu proyek prioritas yang tengah dikembangkan adalah pembangunan fasilitas penyimpanan minyak mentah di Pulau Nipah, Batam, yang berfungsi untuk memperkuat cadangan minyak mentah domestik hingga 30 hari.

Selain itu, proyek lainnya yang menjadi fokus adalah pembangunan kilang minyak dengan kapasitas produksi 500 ribu barel per hari. “Ini akan menjadi salah satu kilang terbesar yang kita bangun untuk meningkatkan ketahanan energi nasional,” ujar Bahlil saat memberikan keterangan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (3/3) malam.

Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah berencana melanjutkan kembali proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di tiga lokasi yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Proyek ini bertujuan untuk mengolah batu bara berkalori rendah guna mengurangi ketergantungan terhadap impor liquefied petroleum gas (LPG). Selain itu, proyek hilirisasi lainnya akan difokuskan pada peningkatan nilai tambah komoditas strategis seperti tembaga, nikel, dan bauksit.

Tak hanya pada sektor pertambangan dan energi, proyek hilirisasi juga mencakup sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sebagai bagian dari upaya peningkatan nilai ekonomi berbagai komoditas domestik. “Saat ini, kami telah menyepakati 21 proyek, dan tahap selanjutnya akan terus kami kembangkan lebih jauh,” kata Bahlil.

Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) siap mendukung pembiayaan proyek-proyek hilirisasi. “BPI Danantara akan memastikan seluruh proses berjalan sesuai dengan prosedur yang tepat, termasuk melalui tahap due diligence sebelum investasi dilakukan,” ujar Rosan dalam kesempatan yang sama.

Dengan berbagai proyek strategis ini, pemerintah berharap dapat mempercepat transformasi industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor energi serta bahan mentah.