INFO24.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan penggabungan tiga maskapai penerbangan milik negara dapat terealisasi pada tahun ini. Rencana aksi korporasi ini diproyeksikan selesai pada semester pertama 2025.
Tiga maskapai yang akan digabungkan meliputi PT Garuda Indonesia Tbk, PT Pelita Air Service, dan PT Citilink Indonesia. Erick belum memberikan informasi pasti mengenai entitas yang akan tetap beroperasi setelah proses penggabungan ini selesai.
“Kami mendiskusikan sinergi dan restrukturisasi yang dilakukan masing-masing maskapai dalam proses merger ini,” ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, pada Kamis 2 Januari 2025.
Meskipun melalui proses penggabungan, layanan dari setiap maskapai yang terlibat akan tetap berjalan seperti biasa. Fokus utama pemerintah dalam merger ini adalah memastikan tercapainya konsolidasi yang optimal.
Erick menjelaskan bahwa penggabungan maskapai milik negara ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sekaligus daya saing industri penerbangan nasional.
Menurutnya, maskapai nasional harus mampu bersaing dengan pelaku industri penerbangan global.
Selain itu, Erick juga menyebutkan bahwa penggabungan ini diharapkan dapat mengurangi pemborosan biaya operasional yang selama ini terjadi.
Salah satu langkah efisiensi yang dilakukan adalah penataan Terminal 2F di Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk penerbangan umrah.
Sebelumnya, pemerintah berencana membangun Terminal 4 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan anggaran sebesar Rp 14 triliun pada tahun ini. Namun, Erick memilih untuk memprioritaskan penataan Terminal 2F yang hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 1 triliun.
Langkah ini diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas kunjungan bandara dari 65 juta menjadi 110 juta penumpang per tahun.