INFO24.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengungkapkan rencana renovasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Ia lebih memilih untuk memperbaiki terminal yang sudah ada dibandingkan membangun Terminal 4 yang memerlukan anggaran hingga belasan triliun rupiah.
Fokus pada Efisiensi Anggaran
Menurut Erick Thohir, peningkatan kualitas bandara di Indonesia tidak selalu berarti harus membangun terminal baru. Kajian terkait pembangunan Terminal 4 menunjukkan kebutuhan dana mencapai Rp 14 triliun. Namun, melalui evaluasi mendalam, Erick menyatakan bahwa perbaikan terminal yang sudah ada hanya memerlukan anggaran sekitar Rp 1 triliun.
“Kami melihat bahwa jika pembangunan terminal baru belum benar-benar diperlukan, maka sebaiknya tidak dilakukan. Berdasarkan kajian, hanya dengan Rp 1 triliun, kita dapat merapikan dan meningkatkan kualitas terminal yang ada,” ujar Erick dalam pernyataan resmi pada Jumat, 3 Januari 2024.
Peningkatan Kapasitas Penumpang
Erick menjelaskan bahwa dengan renovasi yang lebih hemat biaya, kapasitas penumpang Bandara Soekarno-Hatta dapat ditingkatkan dari 56 juta menjadi 94 juta orang per tahun. Ia juga menyoroti pentingnya efisiensi dalam setiap proyek, terutama yang melibatkan dana besar.
“Bayangkan efisiensi dari Rp 14 triliun ke Rp 1 triliun, tetapi kapasitas bandara tetap meningkat secara signifikan. Ini adalah langkah yang kami dorong untuk memastikan pengelolaan sumber daya lebih bijak,” tegasnya.
Peran BUMN dan Keputusan Pembatalan Terminal 4
Erick menyebutkan bahwa peran PT Angkasa Pura II atau InJourney Airports sebagai pengelola bandara menjadi kunci dalam mengimplementasikan rencana renovasi ini. Proyek pembangunan Terminal 4, yang telah direncanakan sejak era Presiden Joko Widodo pada 2019, resmi dibatalkan. Proyek tersebut sebelumnya diperkirakan memakan anggaran hingga Rp 14 triliun.
“Kami memutuskan untuk membatalkan pembangunan Terminal 4. Fokus kami adalah memastikan proyek yang ada berjalan efisien dan tidak menjadi pemborosan. Dengan perbaikan di Terminal 1, 2, dan 3, kapasitas bandara tetap bisa ditingkatkan,” jelas Erick saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senayan, pada Senin, 4 November 2024.
Solusi Berbasis Kebutuhan
Erick menegaskan bahwa keputusan ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mengutamakan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas layanan publik. Renovasi terminal yang ada dianggap sebagai solusi tepat untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang yang terus meningkat, sekaligus menjaga kelangsungan anggaran negara.