INFO24.ID – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, kembali muncul di hadapan publik dalam kegiatan strategis militer dengan menghadiri peluncuran kapal perusak terbaru negaranya. Kali ini, ia didampingi oleh putrinya, Kim Ju Ae, yang belakangan sering terlihat bersamanya dalam berbagai agenda militer penting.
Acara peluncuran ini berlangsung di pelabuhan Nampo, wilayah barat Korea Utara, untuk memperkenalkan kapal perang bernama Choe Hyon.
Menurut laporan Euronews dan Aljazeera, kapal perusak berbobot 5.000 ton ini merupakan yang pertama dimiliki Korea Utara dan diklaim dilengkapi sistem persenjataan tercanggih yang pernah dipasang pada kapal perang buatan dalam negeri.
Dalam pidatonya saat seremoni, Kim Jong Un menekankan bahwa pembangunan kapal tersebut merupakan bagian dari program besar pemerintah untuk memperbarui dan memperkuat armada angkatan laut nasional. Ia juga mengungkapkan rencana masa depan, yaitu mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.
Berdasarkan informasi dari media pemerintah Korea Utara, KCNA (Korean Central News Agency), Kim menyaksikan langsung uji coba berbagai senjata di kapal itu, mulai dari rudal jelajah supersonik dan strategis, rudal anti-pesawat, senapan otomatis, hingga sistem pengacau elektronik. Ia disebut memberikan instruksi agar penguatan kekuatan nuklir angkatan laut bisa dipercepat.
Para ahli pertahanan Korea Selatan menduga bahwa sebagian teknologi penting pada kapal Choe Hyon, seperti radar anti-udara dan mesin penggeraknya, kemungkinan besar didatangkan dari Rusia. Lee Illwoo, analis dari Korea Defence Network, menyebut desain dan sistem persenjataan kapal ini memperlihatkan karakteristik khas peralatan militer buatan Rusia.
Dugaan keterlibatan Rusia ini semakin diperkuat oleh kerja sama militer antara Moskow dan Pyongyang, yang intensitasnya meningkat setelah perjanjian pertahanan ditandatangani pada 2024. Beberapa laporan menyebut Korea Utara mungkin menyuplai pasukan dan senjata konvensional untuk membantu operasi militer Rusia di Ukraina. Sebagai balasannya, Rusia diduga memberikan bantuan teknologi militer, termasuk yang berkaitan dengan kemampuan nuklir.
Walau kekuatan angkatan laut Korea Utara secara keseluruhan masih tertinggal dari Korea Selatan — yang diketahui memiliki 12 kapal perusak aktif — kehadiran Choe Hyon dinilai dapat memperkuat pertahanan udara Korea Utara, terutama di wilayah pesisir barat. Kapal ini diperkirakan mampu membawa sekitar 80 unit peluru kendali.
Sebelumnya, pada Maret lalu, Korea Utara juga mengumumkan proyek pembangunan kapal selam bertenaga nuklir. Namun, sejumlah analis sipil dan lembaga intelijen Korea Selatan menilai bahwa Korea Utara belum sepenuhnya memiliki kemampuan teknis untuk mengoperasikan kapal selam jenis itu tanpa dukungan teknis dari pihak luar, khususnya Rusia.