Info

Diabetes di Usia Dini, Peran UKS Ausrem dalam Skrining dan Edukasi

×

Diabetes di Usia Dini, Peran UKS Ausrem dalam Skrining dan Edukasi

Sebarkan artikel ini

INFO24.ID – Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ausrem tidak hanya sekadar program kesehatan biasa. Mereka telah menjalin kolaborasi dengan berbagai inisiatif lain, termasuk program gizi, laboratorium, serta fokus pada penyakit tidak menular (PTM). Hal ini menjadi semakin penting mengingat meningkatnya jumlah remaja yang terdiagnosis dengan penyakit seperti diabetes dan hipertensi.

Anita Rahmani, S.ST, SKM, yang memegang kendali program Ausrem di Puskesmas Cilembang, Kota Tasikmalaya, berbagi wawasannya mengenai kondisi ini. “Kami sangat menaruh perhatian besar pada penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes,” ujar Anita dalam wawancara yang dilakukan di ruang kerjanya pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Dalam kegiatan ini, lanjut Anita, timnya tidak hanya melakukan pengecekan terhadap hipertensi dan diabetes, tetapi juga melakukan skrining untuk anemia dan penyakit tidak menular lainnya. Fokus utama mereka adalah pada remaja putri, terutama untuk skrining anemia.

“Kami menggunakan kadar hemoglobin sebagai acuan. Jika normal, hemoglobin berada di atas 12 ml/dl. Namun, jika berada di antara 11 hingga 11,9 ml/dl, itu tanda anemia ringan. Sedangkan anemia sedang di kisaran 8 hingga 10,9 ml/dl, dan anemia berat di bawah 8 ml/dl. Dengan cara ini, kami dapat mendeteksi apakah seorang remaja putri menderita anemia atau tidak,” jelas Anita dengan detail.

Baca Juga: Di Bawah Ancaman Tebing Longsor, SDN Sukamahi 2 Berjuang untuk Keselamatan Siswa

Tidak hanya itu, tim medis Puskesmas Cilembang juga rutin memeriksa kadar gula darah para siswa, baik putra maupun putri. “Gula darah normal biasanya berkisar antara 70-140 mg/dl. Namun, ketika berpuasa, nilai normalnya berada di antara 70-110 mg/dl,” jelas Anita.

Anita kemudian menekankan bahwa salah satu penyebab utama meningkatnya kasus diabetes pada usia dini adalah pola makan yang tidak terkontrol serta konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula.

“Saat ini, jajanan di sekolah-sekolah banyak yang tidak sehat dan sarat dengan gula. Inilah yang menyebabkan semakin banyak anak-anak yang terdiagnosis diabetes,” tambahnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang tidak teratur, kurang olahraga, dan kebiasaan bermain gadget tanpa diimbangi aktivitas fisik yang cukup, turut berkontribusi terhadap meningkatnya kasus diabetes di kalangan anak-anak muda.

“Saya sangat menyarankan agar anak-anak lebih banyak bergerak untuk membantu menormalkan kadar gula dalam darah. Kami rutin melakukan pengecekan diabetes ini pada siswa SMP dan SMA,” tutup Anita dengan tegas.