INFO24.ID – Di masa ketika kalender belum dikenal dan ramalan cuaca belum disiarkan melalui televisi, masyarakat Sunda Galuh telah memiliki cara cerdas untuk memprediksi musim: melalui sebuah batu bertulis.
Batu Tulis Jejak Iklim bukan sekadar artefak kuno, melainkan alat observasi alam yang berfungsi sebagai kalender musim buatan manusia purba. Di atas permukaan batu ini terdapat ukiran-ukiran bermakna—jejak tangan, jejak kaki, serta pola kotak-kotak—yang membentuk sistem penanggalan berbasis alam yang cukup canggih untuk masanya.
Baca juga: Sumur Keramat Patuanan, Warisan Buyut Pernata Kusuma yang Masih Mengalir hingga Kini
Jejak Tangan: Penunjuk Musim
Ukiran tangan pada batu tersebut berfungsi sebagai penanda arah datangnya musim. Para tetua meyakini, dengan meletakkan tangan di atas ukiran ini saat matahari terbit, masyarakat dapat merasakan arah angin yang berembus. Dari arah angin tersebut, mereka memprediksi apakah musim hujan akan segera tiba atau justru kemarau yang mulai mendekat.
Jejak Kaki: Penanda Siklus Musim
Selain jejak tangan, terdapat pula ukiran kaki yang merepresentasikan siklus waktu musiman. Setiap jejak kaki melambangkan satu putaran musim, dari hujan ke kemarau dan kembali lagi. Ukuran dan arah jejak ini menjadi acuan penting bagi masyarakat agraris untuk menentukan waktu tanam dan panen.
Baca juga: Tradisi Sakral Buyut Dipa Candra, Warisan Leluhur di Karangasem Majalengka
Papan Kotak-Kotak: Kalkulator Cuaca Leluhur
Bagian lain yang tak kalah menarik adalah ukiran papan kotak-kotak dengan lubang-lubang kecil di dalamnya. Pola ini dipercaya sebagai alat hitung cuaca. Dengan memperhatikan jumlah lubang dan susunannya, para leluhur memprediksi waktu turunnya hujan, durasi musim kemarau, hingga potensi badai atau angin besar. Setiap lubang juga merepresentasikan anomali cuaca, seperti tahun yang lebih panas, lebih dingin, atau musim hujan yang datang tidak seperti biasanya.
Cara Membaca Batu:
-
Letakkan tangan di atas jejak tangan untuk merasakan arah angin.
-
Berdiri di atas jejak kaki menghadap matahari terbit.
-
Hitung jumlah lubang pada papan kotak-kotak berdasarkan bayangan matahari untuk memperkirakan cuaca.
Batu Tulis Jejak Iklim menjadi bukti bahwa leluhur Sunda Galuh memiliki kearifan lokal yang tinggi dalam membaca alam. Warisan budaya ini mengajarkan bahwa memahami cuaca dan musim tidak selalu harus mengandalkan teknologi modern, melainkan juga bisa melalui perhatian penuh terhadap tanda-tanda alam.