INFO24.ID – Seekor paus sperma ditemukan mati terdampar di perairan Tubo Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Hingga saat ini, penyebab pasti kematian mamalia laut yang dilindungi tersebut belum diketahui.
Saat pertama kali ditemukan, bagian rahang paus malang ini diduga telah dipotong oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Paus sperma tersebut terdampar di Pantai Dusun Tangnga-tangnga, Desa Tubo Selatan, Kecamatan Tubo Sendana, Majene.
Dalam video amatir yang direkam oleh warga setempat, terlihat paus berukuran panjang 11,2 meter dengan lebar sekitar 1,7 meter itu sudah tidak bernyawa ketika ditemukan di pesisir pantai.
Beberapa jam setelah ditemukan mati, sejumlah warga mendatangi lokasi dengan membawa mesin potong untuk mengambil organ tubuh paus tersebut.
Akibatnya, area pantai di sekitar lokasi penemuan dipenuhi darah.
Muhammad Tahir, Kepala Dusun Tangnga-tangnga, mengaku sudah mengingatkan warganya agar tidak mengganggu bangkai paus tersebut. Namun, sejumlah orang yang diduga berasal dari desa lain tetap memotong bagian tubuh dan rahang paus sperma tersebut, hingga menyebabkan darah mengalir di sepanjang pantai.
“Kami sudah menegur warga untuk tidak mengganggu paus ini, tetapi ada orang yang diduga berasal dari luar desa datang dan mengambil bagian tubuhnya hingga menimbulkan banyak darah di lokasi,” jelas Muhammad Tahir.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengawasan Sumber Daya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulbar, Zaehu M, mengatakan hasil pemeriksaan fisik menunjukkan paus sperma ini memiliki panjang 11,2 meter dan lebar 1,7 meter.
Menurut Zaehu, paus tersebut memiliki luka di bagian perut dan kemungkinan besar terbawa arus sebelum akhirnya terdampar di pantai.
Namun, pihaknya belum dapat memastikan apakah luka di perut paus ini disebabkan oleh serangan predator atau faktor lain.
“Paus ini memiliki panjang 11,2 meter dengan lebar 1,7 meter, terdapat luka di perutnya, dan terbawa arus hingga terdampar,” terang Zaehu M.
Rencananya, bangkai paus sperma ini akan ditarik ke laut lepas oleh warga bersama pihak DKP Sulbar pada saat air laut pasang untuk proses penenggelaman.