INFO24.ID – Di desa Karangasem, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, terdapat situs keramat yang menyimpan kekayaan nilai sejarah dan budaya, yaitu Buyut Dipa Candra.
Tempat ini tak hanya dijaga secara spiritual, tetapi juga menjadi pusat tradisi adat yang terus hidup hingga kini.
Nama Dipa Candra berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti “cahaya” dan “bulan” atau “berkilau”. Dalam ajaran Hindu, Dipa melambangkan petunjuk dan harapan, sementara Candra merupakan dewa bulan yang juga dikenal sebagai pelindung tumbuh-tumbuhan.
Setiap tahun, warga Karangasem menggelar dua ritual besar di tempat ini: Hajat Munjung dan Guar Bumi (juga disebut Bongkar Bumi). Hajat Munjung adalah acara tahlilan massal untuk menghormati Buyut Dipa Candra.
Sementara Guar Bumi merupakan ritual pembuka musim tanam padi yang diiringi pagelaran wayang kulit dan tari topeng.
Uniknya, acara ini dilakukan di lokasi bernama Muka Datar, yang diyakini sebagai tempat dikuburnya gamelan dan wayang peninggalan Buyut Dipa Candra.
Konon, bunyi gamelan sering terdengar tanpa sebab, sehingga masyarakat mengadakan selamatan agar suara mistis itu berhenti.
Acara Guar Bumi dibuka dengan penyerahan hasil panen secara simbolis kepada Pemerintah Desa Karangasem, lalu dilanjutkan dengan doa bersama.
Tradisi ini menjadi bukti kuatnya hubungan antara spiritualitas, budaya, dan kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat Karangasem.