INFO24.ID – Ahmad Zuhdi, seorang guru madrasah diniyah (madin) atau guru mengaji di Desa Jatirejo, Karanganyar, Demak, kini bisa bernapas lega. Pria berusia 63 tahun yang sebelumnya terbebani denda Rp25 juta karena menampar muridnya, justru mendapatkan berbagai rezeki. Dendanya lunas, ia memperoleh sepeda motor baru, serta hadiah umrah gratis bersama sang istri.
Bantuan itu datang dari pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang dikenal publik dan sempat menjabat di lingkungan Istana. Pada Sabtu (19/7), Gus Miftah mendatangi kediaman Zuhdi. Di hadapan warga, ia menyerahkan Rp25 juta untuk mengganti denda yang sudah dibayarkan sang guru, menghadiahkan sepeda motor baru untuk mendukung aktivitas mengajarnya, dan memberangkatkan Zuhdi beserta istri ke Tanah Suci.
Kasus yang menimpa Ahmad Zuhdi sebelumnya menjadi viral di media sosial. Insiden bermula pada April 2025, saat sandal seorang muridnya tanpa sengaja mengenai pecinya di kelas. Spontan, Zuhdi menampar anak tersebut. Namun, orang tua murid tidak terima dan menuntut ganti rugi. Mereka menyiapkan surat pernyataan bermeterai berisi kesepakatan damai dengan angka Rp25 juta—jumlah yang sangat besar bagi Zuhdi yang hanya berpenghasilan Rp450 ribu per bulan.
Demi memenuhi tuntutan, Zuhdi terpaksa menjual sepeda motornya untuk membayar Rp15 juta, sementara sisanya Rp10 juta masih tertunda. Potret surat pernyataan itu kemudian beredar luas dan menuai simpati warganet. Donasi spontan mengalir dari berbagai penjuru, sementara banyak pihak mengecam kriminalisasi guru.
Empati juga datang dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Wakil Gubernur Taj Yasin atau Gus Yasin mengunjungi Zuhdi dan menawarkan pendampingan hukum. Ia menegaskan bahwa penyelesaian kekerasan di sekolah sebaiknya dilakukan melalui mediasi, bukan jalur hukum.
Kisah Ahmad Zuhdi menyoroti tipisnya batas antara tindakan disipliner dan kekerasan di ruang kelas, sekaligus membuka diskusi publik tentang kesejahteraan guru madrasah yang kerap mengajar dengan penuh keikhlasan meski tanpa upah layak. Namun, ujian berat ini berakhir indah: bukan hanya bagi Zuhdi, tetapi juga warga sekitar yang turut merasakan manfaat bantuan sosial yang diberikan pada hari itu.











