INFO24.ID – Seluruh Puskesmas di Kota Tasikmalaya berkomitmen kuat dalam mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan penanganan stunting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Salah satu Puskesmas yang menunjukkan hasil nyata adalah Puskesmas Cipedes. Mereka telah mengembangkan berbagai program dan pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kesehatan balita di wilayahnya.
Hj. dr. Etty Nuryati, Kepala UPTD Puskesmas Cipedes, mengungkapkan keberhasilan mereka dalam melaksanakan program PMT.
“Alhamdulillah, program PMT di wilayah kerja kami telah berhasil menurunkan angka stunting dan gizi buruk. Pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil sangat membantu meningkatkan gizi mereka,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya pada Kamis, 15 Agustus 2024.
Dr. Etty menambahkan, program PMT memberikan dampak positif dengan membiasakan masyarakat memahami pentingnya pemberian makanan tambahan yang tepat.
“Ini akan menjadi contoh bagi masyarakat dalam memberikan makanan tambahan yang benar kepada balita dan ibu hamil,” tambahnya.
Baca Juga: Heru Budi Hartono Resmi Kukuhkan 42 Paskibraka DKI Jakarta 2024
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipedes mencapai 15.555 orang, dengan 50 balita dan 23 ibu hamil yang menerima PMT. Dari 4.414 kepala keluarga, terdapat 23 kasus stunting yang terdata di Puskesmas Cipedes.
Menurut dr. Etty, pencegahan stunting dipengaruhi oleh banyak faktor, bukan hanya asupan makanan. Sosio-ekonomi dan ketahanan pangan juga berperan penting.
Kerjasama lintas sektor sangat penting dalam penanganan stunting. “Kerjasama di tingkat Kecamatan Cipedes sangat baik. Semua pihak, dari lurah, babinsa, RT, RW, hingga tokoh masyarakat, saling mendukung,” ujarnya.
Dr. Etty juga menegaskan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang asupan makanan yang baik bagi balita dan ibu hamil. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) juga berperan penting dalam mencegah stunting, karena perilaku hidup bersih dan sehat sangat mempengaruhi.
“Upaya menurunkan angka stunting bukan hanya tugas Puskesmas atau Dinas Kesehatan, melainkan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat dan organisasi terkait,” pungkasnya.