INFO24.ID – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa para menteri yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan percepatan kerja pemerintah akan tertinggal di belakang.
Dalam sambutannya, Prabowo memberikan apresiasi kepada para anggota kabinet yang telah bekerja dengan cepat dan optimal.
“Saya berterima kasih kepada tim saya, kabinet saya, semuanya sudah bekerja dengan baik dan cepat. Yang tidak bisa cepat, ya kami tinggalkan di pinggir jalan,” kata Prabowo.
Pernyataan itu disampaikan Presiden saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Jawa Barat, pada Minggu.
Prabowo menekankan pentingnya percepatan dalam menjalankan program hilirisasi, termasuk melalui pembangunan industri baterai kendaraan listrik ini yang menjadi bagian dari upaya hilirisasi nasional.
Menurut Presiden, proyek tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjalin kerja sama strategis dengan mitra internasional, khususnya dari Tiongkok. Ia menyebut proyek ini sebagai langkah besar dalam pengembangan energi terbarukan dan ramah lingkungan yang sejalan dengan target global.
Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia akan terus mengedepankan kerja sama dan kolaborasi di tengah dinamika dunia saat ini. Ia menegaskan bahwa filosofi perdamaian dan persahabatan akan selalu menjadi fondasi pembangunan nasional.
“Indonesia selalu memilih jalan kerja sama, kolaborasi, dan persahabatan dibanding permusuhan. Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Ini filosofi Tiongkok yang saya adopsi,” tutur Prabowo.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat, antara lain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, serta Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Wang Lutong.
Proyek kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Konsorsium CATL, Brunp, serta Lygend (CBL) ini dikembangkan secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Terdiri atas enam subproyek, lima di antaranya berlokasi di Halmahera Timur dan satu di Karawang.
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), nilai investasinya mencapai 5,9 miliar dolar AS (sekitar Rp95 triliun) dengan luas area 3.023 hektare, dan diperkirakan dapat menyerap hingga 8.000 tenaga kerja. Selain itu, akan dibangun 18 infrastruktur pendukung termasuk dermaga multifungsi.
Proyek ini juga dirancang ramah lingkungan dengan penggunaan kombinasi energi seperti PLTU 2×150 MW, PLTG 80 MW, pembangkit listrik dari limbah panas 30 MW, serta tenaga surya sebesar 172 MWp, di mana 24 MWp di antaranya berada di pabrik Karawang.