INFO24.ID – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan layanan Bank Emas atau bullion bank pertama di Indonesia pada siang ini.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden (Setpres), Yusuf Permana, menyampaikan bahwa peresmian tersebut akan digelar pukul 14.00 WIB di The Gade Tower, Jakarta Pusat.
Menurut Yusuf, peluncuran Bank Emas ini merupakan langkah strategis yang diambil oleh Presiden Ke-8 RI untuk memperkuat ekosistem industri emas nasional.
Selain itu, inisiatif ini juga sejalan dengan agenda hilirisasi yang telah menjadi bagian dari Asta Cita Kabinet Merah Putih.
“Bank Emas ini merupakan inovasi pertama di Indonesia yang bertujuan untuk mendukung penguatan sektor industri emas. Kami berharap layanan ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendorong perekonomian nasional,” ungkap Yusuf dalam keterangannya kepada media, Rabu (26/2/2025).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa kehadiran bullion bank akan membawa dampak positif terhadap ekonomi Indonesia.
Menurutnya, implementasi kegiatan usaha berbasis bullion menjadi langkah penting dalam mendukung program hilirisasi, meningkatkan nilai tambah produk emas dalam negeri, serta berkontribusi dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh McKinsey, penerapan bisnis berbasis bullion diperkirakan dapat menambah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga Rp245 triliun dalam beberapa tahun mendatang.
“[Program ini] berpotensi menarik investasi sebesar Rp47,4 triliun serta meningkatkan peredaran uang hingga Rp156 triliun atau naik 1,89%,” ujar Airlangga dalam keterangannya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2025).
Sebagai informasi, pemerintah terus mencari cara untuk meningkatkan PDB agar pertumbuhan ekonomi nasional bisa melebihi rata-rata 5% per tahun.
Pada tahun 2024, PDB Indonesia atas dasar harga berlaku tercatat mencapai Rp22.139 triliun, dengan PDB per kapita sebesar Rp78,6 juta atau setara US$4.960,3.
Dengan adanya tambahan PDB sebesar Rp245 triliun, perekonomian Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sekitar 1,1%.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa implementasi Bank Emas ini juga akan diperkuat dengan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik. Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di KEK Gresik turut menghasilkan emas sebagai produk sampingan dari proses pemurnian tembaga, dengan kapasitas produksi emas mencapai 50 ton per tahun.
Ia berharap kebijakan ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor emas, sekaligus memberikan manfaat ekonomi berupa potensi penghematan devisa hingga Rp200 triliun per tahun.