INFO24.ID – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (23/9/2025). Kehadiran ini menjadi penanda berbeda dari pendahulunya, Joko Widodo, yang selama dua periode kepemimpinannya tidak pernah hadir langsung dalam forum internasional tahunan tersebut.
Sepanjang sepuluh tahun menjabat, Jokowi selalu memberikan mandat kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atau Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mewakili Indonesia. Jokowi sendiri hanya berpidato secara virtual pada 2020 dan 2021 saat pandemi Covid-19.
Pengamat politik internasional Fitriani menilai absennya kepala negara dapat membuat Indonesia kehilangan kesempatan memperkuat kepemimpinan global dan menjalin kedekatan dengan negara lain. “Kalau Presiden Joko Widodo tidak hadir, mungkin beliau berpandangan bahwa kehadiran pemimpin negara tidak penting dalam Sidang Umum PBB,” kata Fitriani dalam wawancara pada 2022.
Namun, Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, berpandangan berbeda. Menurut dia, ketidakhadiran Jokowi tidak menimbulkan persoalan besar karena forum tersebut berpotensi menimbulkan tekanan dari negara-negara besar.
Sekretaris Kabinet Letnan Kolonel Teddy Indra Wijaya mengatakan, Sidang Umum PBB tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia. Ia menegaskan, Prabowo akan menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang atau Global South dan memperkuat posisi diplomasi Indonesia di kancah internasional.
“Untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif,” ujar Teddy dalam keterangan tertulis Sekretariat Presiden, Minggu (21/9/2025).
