INFO24.ID – Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menegaskan bahwa tidak ada pemangkasan anggaran maupun layanan pendidikan.
Ia menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki komitmen besar terhadap sektor pendidikan.
“Bahkan, beberapa program unggulan Presiden Prabowo juga berfokus pada pendidikan, seperti perbaikan fasilitas sekolah,” ujar Hasan pada Sabtu 14 Februari 2025.
Hasan mengungkapkan bahwa tahun ini lebih dari 10 ribu sekolah telah diperbaiki, meskipun secara keseluruhan ada sekitar 330 ribu sekolah yang masih memerlukan perbaikan.
“Selain itu, terdapat program pemberian makanan bergizi gratis untuk anak-anak, khususnya bagi siswa sekolah. Pendidikan juga akan dikembangkan dengan kurikulum yang selaras dengan standar internasional,” tambahnya.
Ia kembali menegaskan bahwa layanan pendidikan tetap dipertahankan tanpa adanya pengurangan.
Jika beredar informasi mengenai dampak efisiensi terhadap layanan pendidikan, Hasan menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar.
“Pemerintah menjamin bahwa layanan pendidikan, termasuk operasional perguruan tinggi, tidak akan terkena dampak dari efisiensi anggaran,” jelas Hasan.
Di sisi lain, efisiensi anggaran telah menimbulkan kekhawatiran terkait pendanaan sektor pendidikan di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyampaikan bahwa beberapa anggaran beasiswa berpotensi mengalami pengurangan.
Beberapa program beasiswa yang terdampak mencakup Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik), Beasiswa Kerja Sama Negara Berkembang (KNB), serta beasiswa bagi dosen dan tenaga kependidikan.
Pada awalnya, anggaran beasiswa KIP-K ditetapkan sebesar Rp 14,698 triliun, tetapi mengalami pemotongan sebesar Rp 1,31 triliun atau sekitar 9 persen oleh Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Kami telah mengajukan usulan agar anggaran beasiswa KIP-K tetap pada pagu awalnya, yakni Rp 14,698 triliun, karena beasiswa ini seharusnya tidak termasuk dalam kategori yang terkena efisiensi,” ungkap Satryo.
Sementara itu, program BPI dan Beasiswa Adik mengalami pemangkasan anggaran sebesar 10 persen dari pagu awal, masing-masing sebesar Rp 194 miliar dan Rp 213 miliar.
Untuk Beasiswa KNB serta beasiswa bagi dosen dan tenaga kependidikan, efisiensi anggaran mencapai 25 persen dari pagu awal, yaitu masing-masing sebesar Rp 85 miliar dan Rp 236 miliar.