INFO24.ID – Olahraga padel kini sedang naik daun di Indonesia. Popularitasnya melonjak pesat sejak tahun 2024.
Padel berhasil memikat berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua, termasuk para selebritas. Walaupun olahraga raket ini dikenal memiliki biaya yang cukup tinggi, banyak masyarakat Indonesia mulai tertarik untuk mencoba dan menekuninya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa padel perlahan menjadi bagian dari gaya hidup mewah di Indonesia. Namun, apa sebenarnya yang membuat padel begitu diminati meskipun biayanya tidak murah?
Komunitas Eksklusif dan Jaringan Sosial
Salah satu alasan utama banyak orang menekuni padel adalah faktor sosialnya. Hanif, seorang pemain padel, mengatakan ia tertarik bermain karena lingkungan pertemanannya.
Menurut Hanif, padel yang merupakan gabungan antara tenis dan squash ini memungkinkannya bertemu banyak kenalan baru. “Lebih ke teman-temannya sih, komunitasnya,” ujarnya seperti dikutip dari Bolasport.com pada Selasa (8/7/2025). “Karena bisa ketemu orang-orang baru, jadi punya relasi-relasi baru juga.”
Hal serupa disampaikan Zahira, pemain padel lainnya. Ia merasa senang bisa mengenal banyak teman baru di komunitas padel. “Orangnya asyik-asyik, seru-seru juga. Jadi sambil main ya senang,” tuturnya.
Komunitas padel sendiri dikenal cukup eksklusif. Banyak pemainnya berasal dari kalangan selebriti media sosial, pebisnis, hingga direktur rumah sakit.
Sebagian besar di antara mereka memiliki penghasilan pasif sehingga biaya yang dikeluarkan untuk bermain padel tidak menjadi masalah.
Jehan, salah satu penggemar padel, menuturkan, “Karena yang main padel ini kebanyakan orang menengah ke atas. Saya sering main bareng selebgram, pengusaha, atau direktur rumah sakit. Mereka enggak terlalu memikirkan biaya.”
Kevin Mizan juga mengamini hal tersebut. Menurutnya, para pemain padel tidak terlalu peduli soal harga sewa lapangan yang terus meningkat.
“Yang saya lihat orang-orangnya enggak peduli sama harga. Kalau jadwalnya pas dan tempatnya dekat, mereka bayar berapapun asal bisa main,” kata Kevin dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, kenaikan pajak akan berpengaruh pada biaya sewa lapangan padel. Saat ini, ia biasa menyewa lapangan sekitar Rp 5 juta per bulan, dan dengan kenaikan pajak 10 persen, biaya itu akan menjadi sekitar Rp 5,5 juta.
Sebagaimana diketahui, padel kini masuk dalam objek Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) di sektor hiburan Jakarta. Hal ini diatur dalam Keputusan Kepala Bapenda Jakarta Nomor 257 Tahun 2025, yang menetapkan tarif pajak 10 persen untuk transaksi seperti sewa lapangan, tiket masuk, hingga pemesanan melalui platform digital.
Mudah Dipelajari dan Menyenangkan
Selain faktor sosial, kemudahan dalam memainkan padel juga menjadi alasan olahraga ini digemari. Zahira menuturkan bahwa padel tergolong mudah bagi pemula.
“Untuk padel sendiri itu enggak terlalu susah,” jelasnya. “Jadi untuk pemula yang belum pernah pegang raket, padel lebih gampang dipelajari.”
Kevin Mizan, yang berusia 30 tahun, menambahkan bahwa padel kini banyak diminati berbagai kalangan mapan karena permainannya mudah dan menyenangkan. Bahkan, Kevin mengaku hampir bermain setiap hari bersama komunitasnya.
Pada akhirnya, meski olahraga padel identik dengan biaya tinggi, kombinasi antara manfaat sosial dan keseruan bermainnya membuat padel terus diminati banyak orang di Indonesia.