INFO24.ID – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan digunakan untuk mendanai proyek Family Office yang diusulkan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut Purbaya, bila proyek tersebut tetap akan dijalankan, maka pihak DEN dipersilakan membangunnya tanpa dukungan dana dari pemerintah pusat.
“Oh, saya sudah dengar lama isu itu. Tapi biar saja, kalau DEN mau bangun sendiri, ya silakan bangun sendiri. Saya tidak akan alihkan anggaran ke sana,” kata Purbaya saat ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta Selatan, Senin (13/10).
Ia menegaskan, APBN hanya akan dialokasikan untuk program yang jelas, tepat sasaran, dan memiliki manfaat langsung bagi masyarakat. “Saya fokus pada anggaran yang tepat. Kalau anggarannya tepat, pasti pelaksanaannya tepat waktu, tepat sasaran, dan tidak ada kebocoran. Itu saja,” ujarnya.
Lebih jauh, Purbaya memastikan dirinya tidak terlibat dalam penyusunan atau perencanaan proyek Family Office. Ia bahkan mengaku belum memahami secara detail konsep lembaga pengelola kekayaan tersebut.
“Saya belum terlalu paham konsepnya. Memang Pak Ketua DEN sering bicara soal itu, tapi saya belum pernah melihat langsung. Jadi, saya tidak bisa banyak komentar,” katanya.
Sebelumnya, laporan Bloomberg menyebut bahwa Indonesia tengah berencana mengembangkan pusat keuangan di Bali untuk menarik investor global dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Proyek itu disebut meniru model kawasan keuangan internasional seperti Gujarat International Finance Tec-City (GIFT City) di India dan Dubai International Financial Centre (DIFC).
Presiden Prabowo Subianto dikabarkan telah memberikan lampu hijau untuk inisiatif tersebut. Rencana ini melibatkan kerja sama antara Kementerian Keuangan dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN), serta mendapat dukungan dari pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, yang disebut menjadi penasihat informal presiden.
“Pemerintah ingin menciptakan pusat keuangan yang modern dan transparan untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional,” ujar Juru Bicara DEN, Jodi Mahardi, kepada Bloomberg News.
Menurut Jodi, keberadaan Family Office diharapkan bisa menjadi jembatan antara investasi global dengan peluang di sektor riil Indonesia. “Diharapkan dapat menjadi platform yang menghubungkan investasi global dengan sektor-sektor produktif di dalam negeri,” tuturnya.
Proyek ini muncul di tengah tantangan ekonomi nasional yang melambat. Pemerintah berupaya menarik kembali kepercayaan investor di saat pertumbuhan investasi dan konsumsi domestik menunjukkan tren pelemahan.
Sementara itu, sejumlah pengusaha besar dikabarkan masih berhati-hati menanggapi inisiatif ini, terutama di tengah upaya pemerintahan baru untuk memperkecil kesenjangan ekonomi di dalam negeri.