INFO24.ID – Ekspansi bisnis belakangan ini terlihat semakin lesu. Tak hanya menahan diri untuk mendorong pertumbuhan kredit, banyak perusahaan bahkan belum memanfaatkan fasilitas kredit yang telah mereka miliki.
Fenomena tersebut terlihat pada catatan beberapa bank terkait kredit menganggur atau undisbursed loan, yang justru terus mengalami kenaikan.
Contohnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat nilai kredit menganggur mencapai Rp 52 triliun pada Mei 2025, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 38,4 triliun.
Jika melihat tren sepanjang 2024, kredit menganggur Maybank menunjukkan kenaikan hingga akhir tahun, dengan nilai mencapai Rp 47,8 triliun pada Desember 2024.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, menjelaskan bahwa banyak korporasi saat ini bersikap lebih konservatif dalam penggunaan limit bank mereka di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dari sisi perbankan, Steffano menegaskan Maybank tetap selektif dalam menyalurkan kredit baru maupun menambah limit fasilitas kredit.
“Prinsip kehati-hatian perlu dijaga mengingat tingginya tensi geopolitik global dan ketidakpastian tarif dari Amerika Serikat,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, tingginya kredit menganggur justru dapat berdampak negatif bagi bank karena menekan efisiensi modal.
“Semakin besar limit kredit yang tidak digunakan, semakin tidak efisien penggunaan modal bank,” ujarnya.
Hal serupa terjadi pada PT Bank Mandiri Tbk yang mencatat kredit menganggur sebesar Rp 262,8 triliun per Mei 2025, meningkat 7,97% dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski demikian, angka tersebut sedikit menurun dibandingkan Desember 2024 yang mencapai Rp 267,3 triliun.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M Ashidiq Iswara, menjelaskan bahwa sebagian undisbursed loan terjadi karena pencairan kredit belum dilakukan sesuai jadwal akibat proyek atau investasi yang masih berproses.
“Kami selalu menjaga keseimbangan antara penyaluran kredit dan pencairan untuk mengelola risiko dengan baik,” jelas Ashidiq.
Ia optimistis pencairan kredit akan membaik pada paruh kedua 2025, seiring percepatan belanja fiskal dan akselerasi program pemerintah.
Di sisi lain, ada bank yang berhasil menekan nilai kredit menganggurnya. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatat undisbursed loan sebesar Rp 109,3 triliun per Mei 2025, turun tipis dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 109,9 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyebut pihaknya berupaya menjaga agar nilai kredit menganggur tetap terkendali karena akan berpengaruh terhadap kebutuhan modal bank.
“Undisbursed committed loan tetap memakan capital,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyeleksi pemberian fasilitas kredit secara ketat. Sebab, korporasi saat ini umumnya masih bersikap menunggu dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi maupun ekspansi.