Info

Indonesia Dorong Ekonomi Tumbuh Hingga 8%, KEK Jadi Pilar Utama Investasi dan Pertumbuhan

×

Indonesia Dorong Ekonomi Tumbuh Hingga 8%, KEK Jadi Pilar Utama Investasi dan Pertumbuhan

Sebarkan artikel ini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto/ekon.go.id

INFO24.ID – Indonesia kembali menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi berbagai tantangan global, membuktikan kekuatan perekonomian nasional yang kokoh. Di tengah dinamika ekonomi dunia, Indonesia berhasil menjaga stabilitas dengan pertumbuhan ekonomi konsisten di angka 5%, tingkat inflasi yang terkendali, dan volatilitas mata uang yang terjaga.

Namun, pemerintah tak berhenti pada capaian tersebut. Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 8%. Salah satu upaya utama yang menjadi sorotan adalah pengoptimalan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai instrumen vital dalam menarik investasi dan memperkuat kegiatan ekonomi.

“KEK telah menjadi mesin penggerak ekonomi di berbagai negara seperti Tiongkok, Vietnam, dan Thailand. Indonesia harus memaksimalkan potensinya agar mampu bersaing secara global,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara Indonesia Special Economic Zone Business Forum: Diversifying SEZ Business Opportunity, Jakarta, Senin, 09 Desember 2024.

Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia saat ini memiliki 24 KEK yang tersebar di berbagai sektor strategis, seperti manufaktur, ekonomi digital, kesehatan, pendidikan, hingga maintenance, repair, and overhaul (MRO) untuk pesawat. KEK ini dirancang untuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Hingga September 2024, KEK di Indonesia telah mencatatkan capaian yang mengesankan, di antaranya, yaitu Realisasi investasi sebesar Rp242,5 triliun, Penyerapan tenaga kerja mencapai 151.260 orang, dan Keterlibatan 394 pelaku usaha di berbagai sektor.

Baca Juga: Presiden Prabowo: Swasembada Pangan, Kunci Kendalikan Inflasi dan Ketahanan Bangsa

Airlangga menekankan bahwa keberhasilan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki KEK. Dengan berbagai insentif dan kemudahan yang diberikan pemerintah, KEK dapat menjadi motor penggerak devisa negara sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, terutama pada sektor pariwisata. Beberapa KEK pariwisata, seperti di Bangka Belitung, menghadapi kendala aksesibilitas. Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar penerbangan regional dan internasional segera dibuka untuk mendukung kawasan ini. Contoh lainnya adalah Labuan Bajo, yang juga membutuhkan pengembangan infrastruktur untuk mendukung akses wisatawan.

Airlangga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki waktu yang terbatas, yakni hanya 3-4 tahun, untuk mengembangkan KEK secara maksimal. Dalam periode ini, pemerintah harus memanfaatkan keuntungan geoekonomi dan geostrategis yang dimiliki Indonesia, meskipun kondisi global saat ini penuh dengan ketidakpastian.

“KEK memiliki semua fasilitas dan kemudahan yang diberikan pemerintah. Saatnya kita memasarkan KEK secara agresif, menarik investasi, dan mengembangkan potensi masing-masing kawasan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Airlangga.

Melalui pengembangan KEK yang terintegrasi dan strategis, pemerintah optimis dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. KEK bukan hanya menjadi katalisator investasi, tetapi juga menciptakan peluang besar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi lokasi KEK.

Menutup sambutannya, Airlangga menyampaikan harapan besar agar KEK dapat menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

“Kita memiliki peluang emas untuk membawa ekonomi Indonesia ke level yang lebih tinggi. Dengan kerja sama semua pihak, saya yakin target pertumbuhan ekonomi 8% bisa kita capai,” pungkasnya.