INFO24.ID – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meyakini bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS berpotensi menguat hingga menyentuh angka Rp 1.000 per USD, apabila program hilirisasi komoditas ekspor dikerjakan dengan sungguh-sungguh mulai saat ini.
“Ke depan, bukan tidak mungkin nilai tukar Dolar AS bisa mencapai Rp 1.000. Tapi, ini harus dimulai dari sekarang,” kata Amran dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan II di Kantor Kepatihan, Yogyakarta, sebagaimana dilansir Antara pada Rabu 30 Juli 2025.
Amran mencontohkan komoditas kelapa yang selama ini diekspor dalam bentuk mentah dengan nilai ekspor sekitar Rp 20 triliun. Bila diolah secara mandiri di dalam negeri, potensi nilai tambahnya dapat meningkat hingga 100 kali lipat.
“Nilai ekspor kelapa kita saat ini sekitar Rp 20 triliun. Kalau kita olah, bisa menjadi Rp 2.000 triliun,” jelasnya.
Ia memperkirakan bahwa total potensi dari hilirisasi seluruh komoditas ekspor Indonesia bisa mencapai Rp 20.000 hingga Rp 50.000 triliun apabila digarap secara optimal.
Dalam mendukung program ini, Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui pengalokasian anggaran sebesar Rp 371 triliun. Dari jumlah tersebut, Amran menyebut Rp 40 triliun sudah siap digunakan, termasuk Rp 8 triliun yang baru saja ia tanda tangani.
“Hari ini saya tanda tangan. Dana sebesar Rp 8 triliun siap dicairkan dari total Rp 40 triliun untuk sektor pertanian,” ungkap Amran.
Ia juga menyampaikan bahwa komoditas dengan permintaan global tinggi seperti kakao, mete, dan kopi akan menjadi prioritas utama dalam proses hilirisasi.
Kementerian Pertanian telah menyiapkan tambahan dana sebesar Rp 4 hingga Rp 7 triliun untuk pembangunan fasilitas pengolahan di dalam negeri.
Amran menyoroti kerugian yang selama ini dialami Indonesia karena ekspor komoditas mentah. Ia mengilustrasikan bahwa kakao asal Sulawesi yang diekspor ke Singapura bisa mengalami kenaikan harga hingga 38 kali lipat setelah hanya melalui proses penggilingan.
“Singapura hanya menggilingnya sedikit, harganya bisa melonjak drastis. Karena itu, kami siapkan fasilitas pengolahan di Indonesia. Ke depan, semua komoditas akan kita kelola sendiri,” tegasnya.
Amran menambahkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama di pasar global, terutama karena perubahan tren konsumsi di negara-negara besar seperti India dan China yang mulai mengarah ke coconut meal. Mengingat kedua negara tersebut tidak mampu menanam kelapa, Indonesia memiliki peluang strategis untuk mendominasi pasar ini.
“Di Eropa saja, harga kelapa mentah bisa mencapai Rp 34.000 per butir. Kita punya enam dari 13 komoditas strategis yang bisa kita optimalkan. Jika hilirisasi berjalan, ekspor yang saat ini hanya Rp 600 triliun bisa melonjak menjadi Rp 30.000 triliun. Ini bisa menjadi tonggak menuju Indonesia Emas dan menjadikan kita negara superpower di masa depan,” tutup Amran.