INFO24.ID – Setelah sempat dijuluki “Gubernur Konten” karena aktivitasnya yang kerap dibagikan lewat media sosial, Dedi Mulyadi kini kembali menjadi sorotan publik usai mendapat label baru: “Mulyono Jilid 2.”
Alih-alih tersinggung, Dedi justru merespons dengan santai dan tanggapan yang menohok.
“Marketing terbaik saat ini itu YouTube dan TikTok. Mau pakai media apalagi? Penontonnya sekarang sudah pindah ke sana semua,” ujar Dedi.
Menurutnya, di era digital seperti sekarang, menjadi tokoh yang dikenal publik lewat media sosial adalah hal yang strategis, bahkan bisa berpengaruh besar terhadap opini dan kepercayaan masyarakat.
Bagi Dedi, panggilan seperti “Mulyono 2” bukan hal yang perlu diributkan.
“Kalau saya disebut Mulyono 2, 3, 4 sekalipun, saya enggak masalah. Nama saya memang Mulyadi. Jadi cocok saja,” ucapnya sambil tersenyum.
Ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah kontribusi nyata kepada masyarakat, bukan sekadar citra.
Dedi Mulyadi juga dikenal karena kebijakan-kebijakan kontroversialnya, termasuk program pengiriman anak-anak bermasalah ke barak militer. Meskipun menuai banyak kritik, ia menolak menghentikan program tersebut.
“Ada yang minta program ini dihentikan, tapi saya akan tetap lanjutkan. Kenapa? Karena terbukti efektif,” tegasnya.
Ia menyebut keberhasilan program ini bisa dilihat secara langsung oleh publik, karena seluruh prosesnya terbuka dan telah disiarkan luas.
Meski sering diserang kritik, Dedi tak merasa perlu membela diri secara berlebihan. Menurutnya, kritik adalah bagian penting dalam proses pemerintahan yang sehat.
“Saya dengar dan catat semua kritik. Kalau memang ada yang bisa dievaluasi, ya akan saya evaluasi,” pungkasnya.
Dengan gaya komunikasi yang terbuka dan pendekatan berbasis media sosial, Dedi Mulyadi tampil sebagai sosok pemimpin yang tak gentar menghadapi kritik. Meski dijuluki “Mulyono Jilid 2”, ia tetap melangkah dengan visi dan cara kerjanya sendiri — santai, tajam, dan penuh keyakinan.