INFO24.ID | Kisah RMS Titanic, kapal termewah di awal abad ke-20, menjadi legenda yang dikenang sepanjang masa. Tragedinya tak hanya membawa duka, tetapi juga melahirkan cerita yang terus menginspirasi berbagai karya hingga kini.
Salah satu tempat bersejarah yang erat kaitannya dengan Titanic adalah Cork Harbour di Cobh, Irlandia. Pelabuhan ini menjadi persinggahan terakhir Titanic sebelum menuju perjalanan fatalnya ke New York, Amerika Serikat.
Cobh: Pelabuhan Bersejarah Irlandia
Cobh, yang dahulu dikenal sebagai Queenstown, memiliki nilai historis yang mendalam. Cork Harbour, pelabuhan di kawasan ini, telah menjadi saksi banyak peristiwa besar.
Pada abad ke-18, tepatnya antara 1775 dan 1781, pelabuhan ini digunakan oleh Inggris sebagai pangkalan selama Perang Kemerdekaan Amerika.
Selain itu, Cork Harbour menjadi titik keberangkatan bagi ribuan tahanan yang dikirim langsung ke Australia pada 1791. Pada periode 1845 hingga 1851, lebih dari 1,5 juta orang bermigrasi dari pelabuhan ini menuju New York dan Boston untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Amerika Serikat, terutama di masa kelaparan besar di Irlandia.
Namun, salah satu momen paling ikonis dari Cork Harbour adalah saat menjadi pelabuhan terakhir yang disinggahi Titanic.
Pada 11 April 1912, RMS Titanic, kapal megah milik perusahaan pelayaran White Star Line, berangkat dari pelabuhan ini membawa penumpang tambahan sebelum melanjutkan perjalanan menuju New York.
Titanic: Kapal Tak Tergoyahkan yang Berakhir Tragis
RMS Titanic memulai pelayaran perdananya dari home port-nya di Southampton, Inggris, pada 10 April 1912. Setelah singgah di Cherbourg, Prancis, Titanic tiba di Cork Harbour sebelum melanjutkan perjalanan melintasi Samudra Atlantik. Namun, pada 13 April 1912, tragedi terjadi.
Titanic menabrak gunung es besar yang merobek lambung kapal dan membuat ruang kedap airnya tidak berfungsi.
Pada pukul 22:40, gunung es menghantam Titanic, dan beberapa jam kemudian, tepatnya pada 14 April 1912 pukul 02:20 pagi, kapal yang disebut-sebut “tak dapat tenggelam” itu karam.
Lebih dari 1.500 nyawa melayang dalam bencana maritim paling terkenal sepanjang sejarah.
Kepercayaan Kapten yang Berujung Bencana
Kapten Titanic, Edward John Smith, dengan percaya diri memerintahkan kapal untuk melaju dengan kecepatan tinggi, meskipun ada peringatan tentang gunung es di jalur pelayaran.
Ia yakin bahwa Titanic, dengan teknologi ruang kedap airnya, tidak mungkin tenggelam. Namun, keyakinan itu berubah menjadi mimpi buruk yang membawa Titanic ke dasar lautan.
Titanic sendiri merupakan mahakarya teknik dengan bobot 46.328 ton, panjang 269 meter, lebar 28 meter, dan tinggi 53,3 meter. Kapal ini mampu mengangkut hingga 2.435 penumpang dan 892 kru, serta melaju dengan kecepatan maksimum 24 km/jam.
Titanic juga dikenal karena membawa banyak penumpang kelas atas, termasuk John Jacob Astor IV, salah satu orang terkaya di Amerika pada masa itu.
Titanic dalam Budaya Populer
Tragedi Titanic telah menjadi inspirasi bagi banyak karya seni, salah satunya adalah film legendaris Titanic yang dirilis pada tahun 1997.
Film ini tidak hanya mengisahkan cerita cinta Rose dan Jack, tetapi juga menggambarkan sisi dramatis dan heroik dari perjalanan terakhir kapal ini. Film tersebut berhasil membawa kisah Titanic ke hati jutaan orang di seluruh dunia.
Bagi yang ingin merasakan jejak sejarah Titanic, Cork Harbour di Cobh adalah tempat yang tepat. Pelabuhan ini tidak hanya menyimpan kenangan Titanic, tetapi juga menjadi simbol perjalanan dan keberanian manusia di masa lalu.
Mengunjungi Cobh adalah seperti menyusuri waktu, kembali ke momen ketika Titanic masih berlayar megah, sebelum takdir tragis menghentikan langkahnya.
Kisah Titanic akan terus hidup, tidak hanya dalam buku sejarah tetapi juga dalam ingatan kolektif umat manusia. Cork Harbour menjadi salah satu saksi bisu dari perjalanan yang mengubah sejarah pelayaran dunia.