INFO24.ID – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk membahas penyesuaian lahan terkait pembangunan pabrik kendaraan listrik BYD dan VinFast di Subang, Jawa Barat.
Amran menjelaskan bahwa sebagian area yang menjadi lokasi pembangunan pabrik masih tercatat sebagai lahan persawahan. Hal ini, kata dia, perlu segera diselesaikan agar proses investasi dapat berjalan lancar.
“Kebetulan sebagian lahan tersebut merupakan sawah. Kita akan percepat penyelesaiannya supaya investor bisa segera berinvestasi, sehingga lapangan kerja terbuka, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat,” ujar Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025).
Sementara itu, Dedi menuturkan bahwa peta tata ruang di lokasi pembangunan pabrik masih mencantumkan status lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Meski begitu, ia mengklaim bahwa sawah di area tersebut sudah tidak ada. Penyesuaian ini, menurutnya, diperlukan agar investasi tetap berjalan dan lahan pertanian dapat diganti di lokasi lain.
Ia menyebut telah menerima rekomendasi dari Kementerian Pertanian untuk menyediakan lahan pengganti hingga tiga kali lipat dari yang tercatat dalam peta. “Kami akan segera melaksanakan, seluruhnya tetap di Jawa Barat, dan kemungkinan besar di Indramayu karena letaknya dekat dengan Subang,” ujar politisi Partai Gerindra tersebut.
Berdasarkan data Bisnis, BYD—produsen kendaraan listrik asal Tiongkok—sedang membangun pabrik di Subang dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun dan nilai investasi sekitar Rp11,7 triliun.
Selain itu, produsen asal Vietnam, VinFast, juga tengah membangun pabrik senilai US$1,2 miliar dengan kapasitas 50.000 unit per tahun. Dari Tiongkok, Geely berinvestasi Rp43,86 miliar dengan kapasitas 20.000 unit per tahun.
PT National Assemblers pun memiliki fasilitas perakitan kendaraan listrik berkapasitas 31.000 unit per tahun. Pabrik ini digunakan oleh beberapa merek seperti Maxus (6.000 unit per tahun, investasi Rp468 miliar), AION (19.000 unit per tahun), dan Citroën (6.000 unit per tahun).