INFO24.ID – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengaku tidak terganggu bahkan bangga dengan julukan “Gubernur Konten” yang disematkan padanya. Bagi Dedi, kegiatan membuat konten bukan sekadar pencitraan, melainkan bentuk nyata kepeduliannya dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Julukan tersebut pertama kali diungkapkan oleh Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, dalam rapat kerja antara Komisi II DPR bersama Menteri Dalam Negeri dan seluruh gubernur se-Indonesia, Selasa (29/4/2025).
Alih-alih tersinggung, Dedi justru menyambut positif panggilan itu. Ia mengatakan bahwa konten-konten yang diproduksinya telah memberikan manfaat langsung bagi rakyat.
“Saya sering ditanya, ‘Pak Dedi, biaya kontennya dari mana?’ Lalu itu dijadikan masalah. Tapi menurut saya, lebih baik jadi gubernur konten yang hasilnya diberikan kepada masyarakat, daripada jadi gubernur yang hanya tidur dan menghamburkan anggaran,” ujarnya saat memberikan pidato dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025 di Lapangan Gasibu, Bandung (20/5/2025).
Dedi juga menyentil gaya kepemimpinan yang terlalu formal dan protokoler. Menurutnya, lebih baik bekerja langsung untuk rakyat daripada sibuk mencari penghargaan atau berfoya-foya dengan anggaran perjalanan dinas.
“Daripada jadi gubernur yang hanya ingin dihormati, jalan-jalan ke luar negeri, mending saya ngonten buat bantu rakyat. Aing mah teu hayang kitu,” sambungnya dalam bahasa Sunda.
KDM — sapaan akrab Dedi Mulyadi — belum lama ini juga memberi bonus Rp 25 juta untuk para petugas upacara dari Depo Pendidikan (Dodik) sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka. Bantuan tersebut diberikan secara cuma-cuma, lengkap dengan fasilitas makanan, pakaian, dan tempat istirahat layak selama mereka bertugas.
“Mereka dapat uang saku, makan enak, tidur nyaman, mental jadi positif, dan pulangnya dapat bonus. Bukan hanya satu, tapi semua petugas upacara juga dapat bagian,” jelasnya.
Menutup pernyataannya, Dedi menyinggung pihak-pihak yang sering mengkritik tanpa kontribusi. Ia menekankan bahwa untuk membawa perubahan nyata, negeri ini membutuhkan pemimpin yang berani, tangguh, dan tidak baperan terhadap kritik.