Showbiz

Fosil Homo Erectus 140 Ribu Tahun Ditemukan di Selat Madura, Buka Babak Baru Sejarah Manusia Purba

×

Fosil Homo Erectus 140 Ribu Tahun Ditemukan di Selat Madura, Buka Babak Baru Sejarah Manusia Purba

Sebarkan artikel ini

INFO24.ID – Penemuan luar biasa baru saja terjadi di wilayah perairan timur laut Pulau Jawa. Tim arkeolog internasional menemukan fosil Homo erectus yang diperkirakan berumur sekitar 140.000 tahun, terkubur di dasar laut Selat Madura. Temuan ini menjadi bukti penting tentang kehidupan manusia purba pada akhir zaman Pleistosen Tengah.

Dilansir dari Archeology News pada Jumat, 16 Mei 2025, proyek ini merupakan kolaborasi antara Universitas Leiden dengan para ahli dari Indonesia, Australia, Jerman, dan Jepang. Penemuan bermula dari kegiatan pengerukan pasir laut di sebuah lembah sungai purba yang kini terendam di kawasan Surabaya, Jawa Timur. Lembah ini diduga bagian dari wilayah kuno yang disebut Sundalandia.

Tim menggunakan teknik optically stimulated luminescence (OSL) untuk menentukan usia lapisan tanah dan pasir yang menimbun area tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa wilayah tersebut telah dihuni antara 163.000 hingga 119.000 tahun lalu, mencakup zaman glasial kedua terakhir.

Tak kurang dari 6.000 fragmen fosil berhasil ditemukan, menjadikannya salah satu temuan terbesar dan paling lengkap dari masa itu. Salah satu arkeolog dari Universitas Leiden, Harold Berghuis, menyebutkan bahwa lokasi ini merupakan lembah sungai purba yang perlahan tertimbun oleh sedimen, menyimpan berbagai bukti kehidupan masa lampau.

Fosil ini berasal dari masa sekitar 140.000 tahun yang lalu dan membuktikan bahwa Homo erectus mendiami wilayah Sundalandia yang kaya akan air, sumber pangan, dan kerang-kerangan,” ujar Berghuis dalam pernyataannya kepada Discover Magazine, Sabtu (17/5/2025).

Lebih lanjut, tim juga menemukan bekas potongan pada tulang kura-kura air dan banyak tulang sapi patah, yang menunjukkan bahwa manusia purba kala itu telah berburu dan mengolah hewan besar untuk diambil daging serta sumsumnya.

Ini menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar pengumpul, tapi juga pemburu aktif yang memahami pemanfaatan sumber daya secara optimal,” jelas Berghuis.

Para peneliti meyakini, perilaku ini muncul dari interaksi budaya dengan kelompok hominin di daratan Asia, baik melalui pertukaran pengetahuan maupun kemungkinan adanya percampuran genetik. Temuan ini pun membantah anggapan lama bahwa Homo erectus Jawa hidup dalam isolasi.

Penemuan ini memperluas pemahaman terhadap sebaran Homo erectus di Asia Tenggara. Berbeda dari situs-situs klasik seperti Trinil, Sangiran, dan Ngandong yang berada di daratan tinggi, lokasi di Selat Madura memperlihatkan ekosistem unik dengan vegetasi dan fauna yang berbeda.

Kini, seluruh temuan disimpan di Museum Geologi Bandung untuk penelitian lebih lanjut. Penemuan ini membuka lembaran baru dalam sejarah manusia purba dan memberikan konteks penting tentang adaptasi, migrasi, dan interaksi antarspesies di era Pleistosen.