Info

Dikritik Soal Barak Militer, Dedi Mulyadi Ajak KPAI Turun Langsung ke Lapangan

×

Dikritik Soal Barak Militer, Dedi Mulyadi Ajak KPAI Turun Langsung ke Lapangan

Sebarkan artikel ini

INFO24.ID – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menantang Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk ikut terlibat langsung dalam pembinaan anak-anak bermasalah di wilayahnya. Tantangan ini muncul sebagai respons atas kritik tajam KPAI terhadap program barak militer bagi siswa bermasalah yang digagas Dedi.

KPAI sebelumnya menyebut program tersebut berpotensi melanggar hak anak, bahkan menyoroti dugaan ancaman dari guru BK kepada siswa yang menolak ikut serta. Namun, Dedi menegaskan bahwa pendekatan barak militer merupakan solusi darurat atas permasalahan serius remaja.

KPAI seharusnya tak sekadar mengkritisi teknis seperti fasilitas tidur. Harusnya turun tangan menyelesaikan akar masalah, entah itu masalah keluarga atau sekolah yang memicu kenakalan remaja,” kata Dedi.

Sudah Ada Bukti Hasil Positif

Dedi menyebut program ini sudah membuahkan hasil. Sebanyak 39 peserta yang telah menyelesaikan pelatihan di barak menunjukkan perubahan sikap yang signifikan.

Ada yang sampai menangis, mencium kaki ibunya. Ini bukti program ini membentuk empati dan disiplin, yang belum tentu didapat di sekolah formal,” ujarnya.

Dengan hasil tersebut, Dedi menyatakan siap memperluas program hingga menjangkau 15.000 hingga 20.000 anak dari berbagai daerah di Jabar. Ia pun melempar tantangan terbuka kepada KPAI.

Kalau kami tangani 15 ribu anak, KPAI sanggup ambil berapa?” tantangnya.

Respons di Media Sosial dan Harapan untuk KPAI

Melalui akun Instagram-nya @dedimulyadi71, Dedi mengapresiasi kritik KPAI, tapi berharap ada aksi nyata di lapangan. Ia menegaskan bahwa program ini lahir dari tanggung jawab moral dan kemanusiaan, bukan sekadar pencitraan.

Saat masyarakat tak sanggup lagi menangani, kami harus hadir meski solusinya darurat,” kata Dedi, Sabtu (17/5/2025).

Masalah Lain yang Mendesak: Kekerasan Seksual Anak

Dedi juga menyinggung banyaknya laporan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, termasuk oleh oknum guru ngaji. Ia meminta KPAI agar hadir langsung di daerah dan memperluas peran perlindungan anak.

Saya tahu, banyak kasus di tiap kabupaten/kota. Tapi saya diam demi melindungi korban. Sekarang, saya minta KPAI juga turun, bantu selesaikan,” ujarnya.

Dedi menutup pernyataannya dengan ajakan kolaborasi:

Mari kita bergandeng tangan lindungi anak-anak Indonesia, bukan hanya yang tinggal di Jakarta, tapi di seluruh pelosok negeri.”