INFO24.ID – Harga kelapa parut mengalami lonjakan signifikan, mencapai Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per butir di Pasar Lenteng Agung. Para pedagang mengaku kenaikan ini terjadi sejak momen Ramadan 2025 dan terus berlanjut hingga usai Lebaran.
Salah satu pedagang, Damar, mengungkapkan bahwa saat bulan puasa, harga kelapa parut sempat menyentuh angka tertinggi. Kelapa ukuran besar dihargai Rp 25.000 per butir, sementara ukuran kecil dijual Rp 17.000.
“Memang lagi mahal sekarang, sekitar Rp 20.000-an. Pas puasa kemarin malah lebih tinggi,” ujarnya.
Akibat kenaikan harga tersebut, Damar hanya mampu menjual sekitar 300-400 butir kelapa parut per hari. Angka ini menurun dibandingkan saat harga normal di kisaran Rp 10.000, di mana ia bisa menghabiskan hingga 500 butir per hari.
“Waktu puasa malah lebih sepi, cuma habis sekitar 300-an butir. Stok sekarang jadi dikurangi,” tambahnya.
Damar memperkirakan harga tinggi ini disebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kelapa parut, apalagi menjelang Lebaran. Meski begitu, ia belum mengetahui secara pasti soal adanya ekspor kelapa dari dalam negeri.
Di sisi lain, Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menjelaskan bahwa kenaikan harga kelapa parut di tingkat pedagang memang dipicu oleh tingginya permintaan ekspor. Ia menyebutkan bahwa harga jual kelapa bulat untuk pasar luar negeri lebih tinggi dibandingkan harga di dalam negeri, sehingga pasokan lokal menjadi terbatas.
“Memang mahal karena banyak yang diekspor,” kata Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (17/4).
Budi menambahkan, pihaknya akan merumuskan kebijakan yang seimbang agar kebutuhan ekspor tetap terpenuhi, tetapi pasokan dalam negeri juga aman, dan harga tetap menguntungkan bagi petani.
“Soalnya kalau terlalu murah, petani dan eksportir pasti enggan. Jadi harus ada kesepakatan yang adil,” pungkasnya.